Rabu, 30 Mei 2012

Blogging Best Practices, Just Short Tips That We Got from GroupM Interaction Indonesia Session


Hello guys, here Mike again, kutu busuk, salah satu dari kutu MMT batch 2 GroupM, akan berbagi sedikit tips buat teman-teman yang tertarik membuat websitenya jadi gampang dicari di search engine. Nah, beberapa tips yang kutu busuk share sekarang, ada juga yang kutu busuk dapat dari sesi dengan tim SEO GroupM Interaction Indonesia.


Untuk memaksimalkan efek SEO dari blog yang kamu buat, ada beberapa tips yang harus kamu harus lakukan.
  • Buatlah posting untuk blog sesering mungkin secara reguler. Dalam sebuah survei dari perusahaan-perusahaan Fortune 100 di awal tahun 2012, ditemukan bahwa 33% dari perusahaan-perusahaan tersebut memiliki blog, dan dari mereka yang memiliki blog, mereka secara rata-rata membuat tujuh posting dalam sebulan.
  • Jagalah posting kamu tetap singkat dan terfokus pada satu topic tertentu.
  • Nyalakan “human-readable” atau “clean” URLs sehingga judul blogmu akan teroptimalisasi dalam URL blog posting-nya.
  • Berikan penjelasan bagaimana pembaca bisa mendapatkan pelajaran atau menjadi kontak melalui
  • Gunakan judul yang deskriptif yang menekankan pada istilah-istilah kunci yang kamu gunakan. Sebuah blog adalah tempat yang bagus untuk melakukan variasi target audiens dengan menggunakan keyword website tersebut. Gunakan keyword utama/prioritas untuk mengawali judulnya untuk mendapatkan manfaat dari SEO.
  • Gunakan plug-ins SEO agar metadata dapat disesuaikan (<title> tag, <meta> description tag, <img> image alt tags) untuk halaman dan isinya.
  • Pertimbangkan juga untuk menggunakan SEO plug in dari pihak ketiga, seperti Scribe untuk WordPress, untuk memberikan saran dan umpan balik kepadamu ketika akan melakukan posting.

Demikianlah teman-teman, tips singkat mengoptimalkan blog kamu. Semakin banyak blogmu dibaca, maka semakin banyak kamu bisa berbagi manfaat dan informasi kepada banyak orang. Semoga dapat membantumu dalam berinteraksi di dunia maya dan semoga blogmu semakin terkenal.

Pesan terakhir dari GroupM Interaction Indonesia adalah, “Jangan takut mencoba mengoptimalkan blogmu, karena tanpa mencoba kamu tidak akan pernah tahu hasilnya.”

Sabtu, 26 Mei 2012

Social Media isn't A Mass Media : A View from GroupM Interaction Indonesia Session

A View at Social Media from GroupM Interaction Indonesia Session

 Selamat pagi kawan-kawan semua. Kali ini, salah satu Kutu MMT Batch 2 GroupM akan share satu lagi cara pandang mengenai social media. Seperti biasa, point of view kali ini juga kutu dapatkan dari sesi dengan GroupM Interaction Indonesia.

Kalau kawan-kawan akan membuat campaign digital, pasti social media tidak akan luput dari tinjauan kawan-kawan. Sosial media, contohnya Facebook, yang merupakan situs paling banyak dikunjungi di Indonesia, akan jadi satu alat campaign digital yang sangat menggiurkan bagi kawan-kawan. Tapi, sadarkah kawan-kawan selama ini, kalau kampanye digital di sosial media itu tidak akan pernah sama dengan kampanye di media massa lainnya ?

facebook groupm interaction indonesia
Facebook, tools campaign hampir semua netizen

Numbers don't lie, but you just got it wrong

 Kawan-kawan yang lagi mengurus satu halaman campaign di Facebook, pasti pernah mengalami sedikit sekali orang yang tertarik untuk terlibat di kampanye kawan-kawan. Mulai dari like click yang sedikit, tidak ada interaksi di halaman campaign kawan-kawan, hingga hal-hal lainnya yang membuat kawan-kawan putus asa hingga bertanya, beneran ga sih pengguna sosial media sebanyak yang di klaim orang-orang ?

bingung mmt batch 2 groupm
Dan anda terjebak

Tentu saja angka itu benar, bukan hasil rekayasa matematis atau sebagainya. Cuman, kawan-kawan harus ingat, pengguna sosial media itu tidak sama dengan pengguna media massa lainnya, seperti TV misalnya.

Social Media Users

 Lho, kok pengguna social media nggak sama dengan orang yang nonton TV ? Emang mereka bukan orang ?

Nah kawan-kawan, justru karena mereka bertindak selayaknya manusia, entitas makhluk sosial, di social media, makanya cara menjangkau mereka sangat berbeda dengan di media massa tradisional.

Kalau penonton TV, mereka hampir tidak punya kontrol terhadap iklan-iklan yang ada. Anda nonton TV, anda pasti akan kena iklannya. Satu-satunya yang bisa dilakukan penonton TV adalah mengganti saluran TV, dimana mereka akan kena juga iklan lainnya, atau mematikan TV nya.

tv audience mmt batch 2 groupm interaction indonesia
Tanpa mengurangi rasa hormat pada penonton TV, you are helpless
Nah kalau pengguna social media, hmm susah kalau dideskripikan panjang panjang. Mari kita lihat per poin ya kawan-kawan.
  • Control, pengguna social media punya kontrol terhadap apa yang ingin mereka lihat, dan tidak dilihat di social media. Kalau mereka ingin, mereka bisa saja tidak akan pernah terkena iklan apapun di halaman social media miliknya. Sangat berbeda dengan pengguna televisi bukan ? Kuncinya disini ialah membuat mereka ingin terkena kampanye milik kawan-kawan.
  • Active, pengguna social media, selayaknya pengguna internet lainnya, adalah orang-orang yang aktif mencari informasi dan juga menyikapi informasi tersebut. Mereka tidak hanya diam menunggu konten-konten informasi yang datang dan hanya bergumam mengomentari informasi tersebut, selayaknya pengguna media massa lainnya. Ketika pengguna sosial media menemukan informasi, mereka dapat langsung bertindak. Jika mereka suka, paling tidak mereka akan meng klik tombol like atau share, atau mungkin hingga merekomendasikan informasi tersebut pada teman-temannya. Tapi jika mereka tidak suka, bersyukurlah kawna-kawan kalau mereka hanya mengalihkan pandangan. Bisa saja mereka langsung berkomentar jelek di halaman kampanye milik kawan-kawan. Dampaknya sangat besar, trust me.
  • Tend to group, pengguna social media, selayaknya manusia bertindak, akan berinteraksi dengan orang-orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya, baik itu interest maupun identitas. Jadi, kalau kawan-kawan memiliki target audience yang jelas dalam kampanye milik kawan-kawan, akan lebih mudah membuat pengguna social media ini tertarik dengan kampanye tersebut. Target audience yang spesifik memudahkan kawan-kawan membuat konten informasi yang relevan, sehingga pengguna social media akan menyikapi konten tersebut sebagai bagian dari identitas atau interest milik mereka sendiri. Nah, kalau sudah mencapai tahap tersebut, pengguna sendiri yang akan menyebarkan informasi tersebut ke dalam kelompok-kelompok social media mereka.
Masih banyak lagi karakter pengguna social media yang bisa dibahas di sini. Namun, kawan-akwan cukup pahami dulu tiga karakteristik kunci di atas. Ketiga karakteristik tersebut hampir dapat mendefinisikan apa perbedaan pengguna social media dengan media massa lainnya.

First Step

social media user groupm interaciton indonesia
Numbers don't lie, but you can't just reach them all
Nah, untuk mengoptimalkan social media, kawan-kawan tidak boleh langsung tergiur dengan statistik jumlah pengguna social media. Angka tersebut tidak mendefinisikan kelompok-kelompok social media yang memiliki karakter dan interest yang sangat berbeda antara satu sama lain. Kawan-kawan tentukan dulu target audience yang spesifik, buat konten yang relevan dengan target audience tersebut, lalu temukan kelompok target audience kawan-kawan di social media. Kutu jamin, tiga langkah itu aja dulu, halaman kampanye kawan-kawan akan ramai dengan orang-orang yang emang tertarik dengan kampanyekawan-kawan, dan interaksi di dalamnya juga akan sehat.

Di tulisan berikutnya, kutu akan bagikan beberapa tips untuk membuat konten yang efektif di social media. Tentunya, mungkin aja akan ada beberapa trik-trik jitu yang Kutu dapat dari sesi dengan GroupM Interaction Indonesia. Just wait and see !!!

Salam Hangat dari Kutu MMT batch 2 GroupM .

Jumat, 25 Mei 2012

Sangat Penting! Pelajaran Hidup di Era Informasi (Bagian 1)


Tanah airku yang kucintai, apa sih yang membuat rakyatmu begitu rewel?
Bangsaku yang kubanggakan, apa sih yang membuatmu begitu nyinyir?
Wahai garuda yang gagah, apa sih yang membuat pengusungmu begitu hobi menghujat?

sebelum masuk inti tulisan goyang dulu ah ~(^_^~)(~^_^)~

Tempat saya tinggal sekarang, sebuah negeri bersama Indonesia, adalah tempat yang sangat menarik. Pulau-pulau banyak banget dikelilingi samudera dan benua yang gede-gede, sebuah tempat di mana kota megapolitan bersemayam di balik hutan tropis. Di sana bermukim ratusan juta orang dengan kepribadian yang macem-macem.

Satu kota majunya minta ampun, belantara mall dilengkapi dengan akses internet yang katanya super cepat dan super stabil. Satu desa tandusnya minta ampun, tempat di mana sekolah reot menampung anak nelayan yang pulang melaut. Ada kucing gemuk yang kekenyangan di rumah-rumah mewah, ada pula kucing kudisan yang untuk makan ikan asin aja harus dikejar-kejar dulu oleh warga sekampung.

Di negara yang unik ini, terdapat pula sekelompok anak muda yang sedang ditekan habis-habisan oleh derasnya arus informasi, sedang mengutuk kemiskinan di balik layar BB-nya. Lewat layar televisi diperolehnya rasa empati, lewat layar monitor dia belajar takjub dan menangis. Era ini era informasi, namun lucunya si era informasi ini adalah, dia dapat memberitahu hal apapun di dunia ini kecuali satu : keadaan diri Anda sendiri. Dengan kata lain, dia dapat menyuapi Anda terus-terusan namun tidak dapat memberitahu kapan Anda harus merasa kenyang.

Katakanlah Anda menggunakan internet terus-terusan selama 6 jam nonstop, lantas tepat pada jam ke-enam lebih satu detik, semua layar browser Anda tertuju ke halaman ini.



Sekali Anda masuk ke halaman ini, Anda tidak bisa meloloskan diri. Buka browser yang satu lagi keluar halaman yang sama. Komputer direstart keluar halaman yang sama. Install ulang windows, masih juga keluar halaman yang sama. Bahkan kabur ke warnet pun keluar halaman yang sama. Satu-satunya cara keluar dari halaman ini adalah menuruti tulisan yang tertera di halaman tersebut. Juara kan!

Kenapa saya membayangkan hal di atas adalah karena alasan simpel : pemuda-pemudi kita yang melek teknologi sudah masuk level obesitas dalam menerima informasi! Jika saja seratus Mega Byte data yang anda gunakan setara dengan satu kilogram, Anda mungkin sudah seberat sapi!

Lah emangnya kenapa gan? Bukannya informasi itu bagus ya? Makin banyak tahu kan makin pinter itu kita jadinya.

Layaknya siklus metabolisme manusia, yang bagus itu adalah kalau ada inputnya ada pula outputnya. Ente makan, ente beraktivitas lantas ente boker. Kalau disuapin melulu tapi boker jarang, yang ada malah rusak itu sistem faal tubuh. Kebanyakan orang saat ini gemar mencari tahu, memiliki keinginan yang menggebu-gebu untuk tahu tapi setelah tahu kemudian bingung, itu tahu mau diapain. Sebelum dapat ide itu tahu mau digunakan untuk apa, keburu muncul berita-berita terbaru lainnya, ragam dunia dan ragam budaya mengalihkan perhatian mereka.

Dan demikianlah, penduduk negara kita yang fenomenal ini, belajar menghujat tanpa mau berkarya.
Sebagai contoh, satu kata sakti yang saat ini sedang ngetren adalah : plagiat. Kata yang sesungguhnya, kurang lebih berarti : meniru habis-habisan sampai mirip banget sama yang ditiru lantas ngomongnya ke orang lain "ini karya asli gue loh~" kini jadi sangat bebas maknanya : mirip sedikit saja, yes itu plagiat. Nah hal ini dipadukan dengan sapi-sapi informasi, alias orang yang kebanyakan mengonsumsi informasi menjadi paduan yang mematikan.

Penyebabnya, orang yang kaya informasi ini sudah melihat sangat banyak sekali hal, sehingga dia cenderung membanding-bandingkan informasi baru dengan informasi lama yang telah diterimanya. Dengan pengertian kata "plagiat" yang sangat longgar, besar kemungkinan setiap hal baru yang dia saksikan adalah sebuah "plagiat" di matanya. Jika sudah begitu, artinya ente sudah kekenyangan (informasi) itu, makanya ente menolak untuk disuapi (informasi) lagi.

Jika "demam plagiat" ini dibiarkan saja, bukan tidak mungkin hal konyol ini akan menjadi nyata :

November 2012. Di sebuah studio foto, Sartika hendak difoto (ya iyalah). Mahagonta sang fotografer pun meminta Sartika untuk bergaya, "coba mbak keluarin gayanya!". Sartika pun menempelkan kedua telapak tangannya ke pipi sembari bibirnya monyong sedikit. Mahagonta protes, "mbak, wah itu gayanya plagiat artis Korea mbak. ganti deh". Sartika dengan tampang heran lantas ganti gaya, kali ini jarinya membentuk V-sign lantas ditaruh di atas kepalanya, maksudnya biar mirip kelinci. Mahagonta protes lagi, "aduuh mbak, itu gayanya plagiat idol Jepang banget, coba ganti lagi dah".


Sudah dua-puluh-tujuh pose dikeluarkan Sartika dan kesemuanya dimentahkan oleh Mahagonta dengan alasan plagiat. Sartika kesal, banget malah. Sartika pun kemudian salto sembari ngiler, matanya dijerengin, lidah dijulurin. Ckrap, bunyi shutter kamera Mahagonta, "Nah ini Mbak, baru orisinil", ucapnya kemudian. Sartika pun menggampar Mahagonta, kameranya diinjek-injek.




pic taken from here

Satu lagi hal yang lucu adalah, kita bisa menuduh plagiat atau plagiarisme dengan lantang, tapi diam membisu ketika ditanya : "terus ente ada ide ngga, yang bagus dan orisinil?". Paling jatuh-jatuhnya ke batik lagi batik lagi, tul ndak? Musik yang orisinil paling melayu lagi melayu lagi. Lah, katanya ndak suka sama yang melayu melayu, terlalu ngampung gitu. Lantas maunya apa dong gaaan.

Lagi lagi masalahnya di situ kan? Menghujat itu jauh, jauh, jauuuh lebih gampang dari berkreasi. Apalagi di dunia maya, data diri bukanlah hal yang wajib, seseorang bisa menyamar jadi siapa saja yang dia mau.

Otomatis, berpendapat pun jadi jauh lebih bebas, karena dia tidak harus melindungi citra dirinya sendiri. Lah kan freedom of speech, situ ga suka omongan saya ya abaikan saja lah, toh saya bebas mau ngomong apa saja. Tidak salah kalau jejaring informasi kemudian jadi rumah hantu; hoax, fitnah dan pendapat ngasal pun bertebaran di mana-mana.


Minggu, 20 Mei 2012

How Klout Score Can Affect You


Of course you guys now know about what is Klout Score from the previous post. Tapi sekarang pertanyaannya adalah seberapa penting sih Klout Score ini? Tidak ada keraguan bahwa memiliki pemahaman yang kuat mengenai social media semakin penting dan bahkan penting untuk karir. Tetapi apakah keberadaan sosial dan naik turunnya grafik seorang karyawan juga perlu diawasi? Hal ini tentu tidak terjadi di MMT batch 2 group M. Artikel Wired menyoroti bagaimana seseorang yang diwawancarai untuk posisi VP di sebuah agen pemasaran Toronto tidak berhasil ketika ia tidak mampu menjelaskan apa itu Klout dan kemudian kembali dengan score dan profil yang buruk di social media miliknya. Penilaian berdasarkan Klout Score ini bukan hanya telah menyebabkan perdebatan dalam industri marketing, akan tetapi juga dampak lebih lanjut terhadap perekrutan karyawan dan penggunaan social media sebagai alat ukur untuk mendapatkan calon karyawan yang sempurna. 




Sudah jelas terbukti bahwa Klout digunakan (secara praktis dalam periklanan, marketing dan sektor PR) untuk mencari orang tepat untuk karir maupun untuk berkampanye, akan tetapi itu tidak akan berhenti disitu. Karena hubungan sosial atau people interaction yang terjadi dalam lingkungan digital semakin disadari, para pemilik bisnis pun telah menangkap bahwa networking online sama pentingnya dengan yang offline

Seorang klien misalnya secara alami akan tertarik dengan individu yang dianggap berpengaruh dan berkuasa, tetapi apakah hal ini memang efektif? Ketika penekanannya adalah jumlah followers dan penggemar adalah segalanya, bukannya kualitas percakapan, interaction dan bagaimana followers yang amassed (misalnya massa bertindak sesuai dengan strategi yang dibuat), maka kita harus bertanya-tanya. Bukankah lebih baik berfokus pada apa dan bagaimana individu dapat menciptakan suatu jaringan sosial yang kuat untuk klien atau brand dibandingkan untuk diri mereka sendiri?

Menurut penelitian, menggunakan dan memahami Klout bukanlah hal yang buruk terutama karena popularitas dan kegunaannya yang semakin berkembang. Namun, penggunaan ini juga perlu diimbangi dengan kesadaran bahwa score tersebut memiliki aspek positif serta kelemahan. Hal ini juga diangkat dalam Forbes dan untuk itulah kita tidak perlu terlalu terpaku pada score tersebut. Setelah muncul beberapa tools lainnya yang serupa seperti Indeks Kred dan Peer untuk dipertimbangkan, diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana nilai sosial muncul dan di-share serta dampak positif atau negatif dari tools tersebut. 

Interaction at Klout

So make sure to firstly understand the objectives from the client and  how the tools scoring works if we don't want to succumb to the unhealthy trend of the social media movement :)

Inspired from: http://technorati.com

Selasa, 15 Mei 2012


7 checklist SEO Onpage yang bisa dilakukan agar websitenya bisa "naik" ke Pekione (Page One) Mbah Google (Part 1)

MMT Batch 2 GroupM, GroupM Interaction Indonesia
Google from Figleaf
"Hidup MMT Batch 2 GroupM !!!" :)




Disclaimer : Bahasa yang digunakan merupakan bahasa terjemahan bebas, penafsiran pembaca sangat menentukan intisari apa yang didapatkan setelah membaca posting berikut.

Tulisan abang berikut ini merupakan sambungan dari postingan sebelumnya, yaitu "Importance of SEO", siapa tau ada yg belum baca, bisalah di baca dulu sebelum baca ini. Takutnya postingan ini terlalu "Advanced" buat teman-teman. hehehehe

Manteman, kutu media dari MMT Batch 2 GroupM mau bagi-bagi trik nih buat teman-teman yang lagi berkutat "mempercantik" blognya biar di lirik sama om Google. Ada 2 teknik sih sebenarnya, yaitu SEO secara onpage dan offpage.

Nah,biar ga bingung, bang kutu mau nyebarin ilmu satu dulu deh, (sisanya buat senjata rahasia bang kutu... hehehe ). Ilmu SEO onpage aja yak, kalo kata orang "pinter", ilmu itu sedikit-sedikit ditimbun, lama-lama dibagiin ke orang2. Kalo mau teknik yang lebih asik lagi, bisa deh tanya-tanya sama sesepuh di GroupM Interaction Indonesia ( :lirik kiri-kanan: ), siapa tau ada yg berkenan bagiin (hehehe).

Disini Abang ngasinya cuma dalam bentuk checklist aja ya dan abang tuangkan dalam bahasa yang mudah dimengerti sama rakyat Indonesia kebanyakan yang diwajibin belajar 9 tahun sama Pemerintah (walaupun ada yg belajarnya kelebihan). Nah, dari pada berbelit, mendingan abang jabarin yak. Mari berhitung :

#Pada Awal Kalimat
  • Kalo elu pada punya KEYWORD andalan, ada baiknya ntuh keyword muncul di kalimat pertama. Yah yang penting bisa blend in lah, kita-kita kan bisa mengarang apa aja, bisa juga di mainkan "theatre of mind"nya.
  • Seperti biasa, KEYWORD andalan manteman, pas di postingan bisa aja keywordnya di BOLD, UNDERLINE atau di ITALIC. Ngerti kan abang-eneng sekalian gmana bisa tulisannya di BOLD dst. Pan tinggal di highlight trus di klik deh icon B, U atau I.

#Pada Bagian Artikel
  • Lagi-lagi manteman bakalan ketemu dengan yg namanya Keyword, udah pasti punya keyword kan? Nah, usahakan KEYWORD density agan-aganwati itu mencapai kisaran 3%-5% dari keseluruhan artikel.
  • Nah ini bagian yang seru buat kita-kita yang rajin ngetik. Usahakan maraton ngetik sampe 500 kata untuk satu post. Bukan satu kata terus ente copas 500x ya, yang baca juga males itu, hehehe.

#Link Yang Keluar Dari Blog
  • Bisalah masbro dan mbakbro ngelink ke situs-situs yang terpecaya, semacam outbound link gitu. Efeknya bisa ngebantu Om Google buat percaya sama situs masbro dan mbakbro.

#Kalo di Blog Masbro Ada Gambar
  • Gambarnya bisa yang relevan atau engga sama sekali (sangat tidak disarankan,, hehehe) trus jangan lupa ALTnya di isi dan kalo ambil dari blog atau web orang lain, sumbernya di tuliskan ya (biar beretika dikit ya :) ).

#Diisikan di Akhir Postingan ( sekalian salam perpisahan ya )
  • Lagi-lagi bang kutu bakalan bilang, KEYWORD, keyword usahakan muncul di kalimat terakhir ya.

(Sumber tulisan : dari sebuah forum publisher adsense di Indonesia, pokoknya udah bekenlah ini forum, hehehe)

Eniwei bang kutu juga nerapin ko di postingan ini. Jadi klo ada yang "terhasut" dan berniat mecoba, silahkan aja ko. Terus kalo ada yang ga percaya ada 7, bisa aja ko di hitung dari atas sampe bawah, hehehe. Mari mari dicoba!!! :)

Nah, segitu dulu kali ya buat PART 1 nya ntar kapan-kapan lanjut di PART 2 (cerita bersambung kaya mau ngalahin serial Twillight), hehehe, si abang aga capek nih nulisnya (mengharap sesajen google+1 sama di share di social media, hahaha). Dilain kesempatan bang kutu juga bakalan ngeshare lagi ko. So, stay tune in kutumedia blog, yang nulis ini juga lagi ikutan MMT Batch 2 GroupM, terus dibimbing sama para sesepuh yang kece dan keren dari GroupM Interaction Indonesia.